Minggu, 26 Juli 2009

BANTAL……….

Kenapa ya..kok bantal jika dipakai malam hari terasa tidak nyaman bagiku? Dan kenapa ya jika aku memakai bantal saat pagi hari, sangat terasa nyaman bagiku? Bantalku bergambar kucint bernama marie. Dan rasanya empuk sekali.
Tapi walaupun empun kenapa ya? Kok jika dipakai malam hari tidak nyaman? Tapi kalau dipakai pagi hari sangat nyaman. Karena dulu akau suka bangun kesiangan karena bantalku di pagi hari sangat nyaman. Sehingga aku malas jika bangun tidur. Tapi sekarang aku nggak bangun kesiangan lagi kok…!

MARSYA---5A/SD ISLAM SABILILLAH MALANG

Suka Duka di Kelas VA

Saat ini aku sudah naik kelas lima. Aku senang sekali, karena akau masuk kelas VA. Aku mersa senang karena memiliki wali kelas yang baik yaitu Pak Andy dan Bu Sakinah. Pak Andi mengajar pelajaran seni musik sedangkan Bu Sakinah mengajar sains.
Meskipun masih sebentar berada di 5A, aku sudah mulai bisa berteman dengan dengan teman-teman yang dulu tidak sekelas denganku. Oh ya, aku lupa, jumlah siswa di kelas 5A adalah 30 siswa dan aku absent 27. teman-temanku dari kelas lain saat kelas 4 antara lain, Rossy, Marsya, Eka, Yahya, Yayak, dan masih banyak lagi.
Tapi…….,ada juga pengalaman yang tidak mengenakkan yaitu anak laki-laki di kelas ku nakal-nakal. Kadang-kadang berlari-lari saat pergantian pelajaran, bahkan ketua kelasnya ikut permainan yang dimainkan anak laki-laki, membuat ricuh dan berantakan. Terkadangpun guru-guru sampai marah. Contohnya saat Bu Syifa’ masuk kelas, anak laki-laki masih bermain, dan bisa ditebak, Bu Syifa’…marah!
Namun terkadang aku merasa sedih karena aku jauh dari teman-teman yang berada di kelas 5D. Aku sedih karena kelas 5D jauh letaknya. Untungnya aku masih bisa bertemu saat jam istirahat. Karena saat istirahat jika kita mau membeli makanan dan minuman kita melewati samping kelas 5D.
Ada lagi yang tidak aku suka dengan 5A, yaitu letak kelas 5A berada di belakan perpustakaan. Dan juga kita tidak bisa melihat jalan raya, karena jendela yangterletak di kiri hanya bisa melihat kelas 5B, dan jendela yang kanan terlalu tinggi. Maka dari itu aku tidak terlalu menyukai kelas 5A.
Ini adalah perasaanku saat berada di kelas 5A. Ada Suka Ada Duka…

SALSABILA YUHARNITA----VA/SD ISLAM SABILILLAH MALANG

Senin, 20 Juli 2009

J-POP dan J-ROCK…..Eksitensi Musik Jepang

Dalam percanturan industri musik dunia, genre musik dari Jepang bisa dibilang cukup kuat di Asia. Padahal kalau dirunut dari sejarah musikalnya, industri musik modern di Jepang terbilang baru eksis dan berkembang di era 80-an. Tapi pengaruhnya cepat menyebar. Nggak heran kalau sekarang kita bisa mendengar aliran musik yang diembel-embeli Jepang di depannya, seperti J [Japan] – Rock atau J [Japan]- Pop.

Memang, kalau menyimak fakta sejarah dan data-data yang tercecer di beberapa literature, musik modern yang masuk ke Jepang dibawa oleh orang-orang Amerika. Mereka –orang Amerika itu—awalnya memperkenalkan musik jazz. Kabarnya, jazzlah akar dari J-Pop yang kita kenal sekarang.

Akar dari J-Pop berawal dari musik Jazz yang populer pada awal era Showa. Awal Era Showa dimulai pada tahun 1926 oleh Kaisar Hirohito sampai dengan masa Perang Dunia II 1945. Musik Jazz memperkenalkan berbagai jenis alat musik yang sebelumnya hanya dipergunakan untuk musik klasik dan dalam militer, dalam berbagai bar dan klub seperti “Ongaku Kissa” yang merupakan salah satu tempat pertunjukkan Jazz yang terkenal.

Namun dalam masa Perang Dunia II, musik jazz sempat terhenti akibat tekanan dari tentara kerajaan Jepang. Setelah masa perang berakhir, Tentara Amerika Serikat memperkenalkan kepada Jepang jenis musik khas Amerika seperti boogie-woogie, mambo, blues dan country. Jenis-jenis musik tersebut dipertunjukkan oleh para musisi Jepang kepada pasukan tentara Amerika yang menempati markas AS di Jepang. Lagu seperti “Tokyo Boogie-Woogie” yang dinyanyikan oleh Sizuko Kasaoki (1948), “Tennesse Waltz” oleh Eri Chiemi (1951), “Omatsuri Mambo” oleh Misora Hibari dan “Omoide no Waltz” oleh Izumi Yukimura menjadi populer di Jepang.

Bahkan musisi luar seperti Jazz At The Philharmonic dan Louis Armstrong pernah mengunjungi Jepang untuk melakukan pertunjukkan. Tahun 1952 merupakan tahun dimana musik Jazz membooming. Namun, Jazz bukanlah jenis musik yang mudah dipelajari sehingga sebagian besar musisi amatir Jepang mempelajari musik country yang dianggap paling mudah dipelajari.

Demam Rock and Roll mulai melanda Jepang pada tahun 1956 oleh sebuah grup musik country, Kosaka Kazuya and Wagon Masters yang merilis album “Heartbreak Hotel”, yang aslinya dibawakan oleh sang raja Elvis Presley. Wabah rock and roll ini mencapai titik puncaknya pada tahun 1959 dengan munculnya sebuah film yang memfokuskan ada pertunjukan grup rock and roll Jepang. Turunnya pamor rock and roll di Amerika Serikat diikuti oleh Jepang seiring dengan banyaknya grup di Jepang yang tak lain hanya meniru Rock and Roll Amerika.

Oh ya, J-Pop yang kita kenal sekarang sebenarnya merupakan istilah umum yang mengandung banyak jenis (genre) musik Jepang seperti pop, rock, dance, rap dan soul. Di Jepang, istilah J-Pop digunakan untuk membedakan gaya musik modern dengan musik klasik Jepang yang disebut dengan Enka atau bentuk ballad dari Jepang tradisional. Sering juga kita mendengar istilah seperti J-Rock, Visual Kei dan J-Rap, namun semua istilah tersebut berada di dalam naungan J-Pop.

Istilah J-Pop sendiri sebenarnya tidak terlalu dikenal di khazanah musik di Jepang, sampai akhirnya istilah J-pop digaungkan oleh satu stasiun radio bernama “J-WAVE” untuk menunjukkan jenis musik yang berbeda dari musik rakyat. Disadari atau tidak, J-Pop sedikit banyak memang dipengaruhi oleh American-style yang menjadi pengaruh terkuat perkembangan musik di Jepang.

Contoh paling popular adalah penyanyi Jepang terkenal Utara Hikaru. Penyanyi cewek ini menjadi populer dengan gaya urban hip-hop dengan pengaruh Amerika yang kental. Gayanya berbeda di Jepang karena lebih mirip atau hampir sama dengan hip-hop Amerika. Itu pun disebabkan karena Utada Hikaru lahir dan besar di New York. Meski warna Jepang yang ditonjolkannya pun masih terasa kental.

Musik J-Pop merupakan bagian dari kebudayaan populer Jepang. Dan telah digunakan dimana-mana seperti anime, iklan, film, acara radio dan televisi, dan video game. Bahkan beberapa acara berita di televisi menggunakan lagu J-pop sebagai penutup acara.

Laju pertumbuhan J-Pop luar biasa tingginya. Dalam anime dan acara televisi lainnya, terutama drama, lagu J-pop yang digunakan sebagai soundtrack cenderung berubah setiap musim (season) sampai empat kali dalam setahun. Bila dihitung lagu pembuka (OP) dan penutup (ED) dan acara berlangsung selama satu tahun, maka paling tidak memiliki delapan lagu sebagai bagian dari acara tersebut.

Di Indonesia, demam J-Pop dimulai saat lagu Ko Ko Ro No Tomo meledak di tahun 80-an. Agak unik sebenarnya, ketika lagu-lagu pop cengeng begitu merajalela, Mayumi Itsuwa, tiba-tiba masuk dan memberikan sebuah perbedaan. Ketika itu, semua penggemar musik pop tiba-tiba bisa berbahasa Jepang.

Berawal dari J-pop yang dipengaruhi musik luar, dan hasilnya pun menggebrak dengan ekspansi sampai ke luar Jepang. Artis-artis J-Pop mulai melakukan pertunjukan ke luar Jepang dimulai dari seputar negara-negara di Asia, kemudian meluas ke Australia, Amerika, bahkan Eropa. Bahkan J-pop mulai dijadikan inspirasi musik di beberapa negara seperti Indonesia dengan grup-grup yang terinspirasi oleh artis Jepang paling pasaran di Indonesia, L`arc en Ciel. Kemudian menyusul gaya fashion mereka yang ditiru.


J-ROCK PUN MENGGEBRAK
Tak Cuma genre pop, J-Rock pun menjadi salah satu wabah di negara-negara Asia. Gaya rock ala Jepang banyak ditiru dan mejadi trend bermusik di banyak negara termasuk Indonesia.
Akar lahirnya J-Rock pun sebenarnya tak berbeda dengan J-Pop. Sejarah J-Rock dimulai tahun 1957 dengan dikenalnya musik rock di Jepang bersamaan dengan puncak kepopuleran rockabilly yang merupakan salah satu gaya rock 'n' roll.

Rockabilly yang dimulai di berbagai kelab jazz melahirkan penyanyi rockabilly seperti Mickey Curtis, Masaaki Hirao, dan Keijirō Yamashita. Pada bulan Februari 1958, ketiganya tampil dalam konser Westan Kānibaru I (Western Carnival I) di gedung pertunjukan bernama Nihon Gekijō, Tokyo.

Di akhir dekade 1950-an, kepopuleran rockabilly yang mulai surut digantikan era Kabā Popsu (cover pops) yang terdiri dari berbagai jenis musik. Di antara tokoh cover pops terdapat musisi seperti Yūya Uchida dan Isao Bitō yang berakar pada genre rockabilly. Selain itu, cover pops dengan gaya Liverpool Sound lahir mengikuti kepopuleran grup-grup musik seperti The Beatles di sekitar tahun 1963.

Gitar elektrik produk dalam negeri yang bisa dibeli dengan harga murah membantu terciptanya demam Ereki (musik rock dengan gitar elektrik). Istilah "Ereki" merupakan singkatan dari kata erekigitā (gitar listrik). Penggemar musik rock di Jepang banyak yang berganti identitas dari pendengar setia menjadi musisi rock.

Musik rock di Jepang makin menggila ketika band rock n’ roll asal Inggris, The Beatles. Tahun 1965, ada band lokal bernama Tokyo Beatles merilis piringan hitam berisi lagu-lagu The Beatles dengan lirik bahasa Jepang. Selain itu, Tokyo Beatles juga mengeluarkan PH berisi lagu-lagu yang pernah dibawakan grup musik Inggris yang memainkan Liverpool Sound.

Ketika the Beatles benar-benar menggelar konsernya di Jepang, membuat grup-grup musik Ereki berganti warna musik agar ikut bisa bergaya British Invasion. Di antara perintis British Invasion di Jepang terdapat grup musik seperti Jackey Yoshikawa and his Blue Comets dan The Spiders.

Sejak akhir dekade 1970-an, grup musik dari label rekaman Indies terus populer, sehingga terjadi "Band Boom" di Jepang pada paruh kedua dekade 1980-an. Pada masa itu terdapat banyak sekali grup-grup musik yang populer. Princess Princess, Unicorn, Jun Sky Walker(s), Bakufu-Slump, dan Pink Sapphire adalah nama-nama grup musik pencetak banyak sekali lagu hit di pertengahan tahun 1980-an. Di jalur heavy metal, Seikima II merupakan band yang paling populer dan sering tampil di televisi.

Di awal tahun 2000-an mulai terdapat gaya Seishun Punk yang dimulai oleh Stance punks, Gagaga SP, dan Going Steady. Saat itu populer grup musik seperti Bump of Chicken, Asian Kung-Fu Generation, dan Acidman yang tergolong genre Shimokita Kei.

Sejak pertengahan tahun 2000-an terdapat banyak sekali grup bergenre Melodic Hardcore dan Emocore seperti Ellegarden dan Asian Kung-Fu Generation. Musisi yang berjasa di masa kejayaan Melodic Hardcore tahun 1990-an juga ikut bangkit kembali, misalnya: mantan anggota Hi-Standar yang bernama Ken Yokoyama berkarier solo, Ultra Brain, dan Snail Ramp.

Di Indonesia, perkembangan J-Rock juga cukup popular. Berterimakasihlah kepada anime Jepang. Soundtrack anime banyak dinyanyikan musisi papan atasJepang. Sebut saja, L’ arc en ciel (dikenal juga sebagai Laruku), yang menyanyikan soundtrack serial Samurai X. Ada T.M. Network yang mengisi soundtrack-nya City Hunter dan Gundam. Selain itu, ada juga Mitsuko Horie, penyanyi solo yang menunjukkan kemampuan vokalnya lewatsoundtrack serial Saint Seiya dan Candy-Candy. Musik inilah yang kemudian disebut sebagai Japanese Rock (J-Rock). Tapi jangan salah, musik J-Rock tak hanya sebatas soundtrack anime saja. Semua musik bergenre rock yang dimainkan band atau penyanyi asal Jepang yang bisa dikategorikan J-Rock.

Yang terkenal tentu saja band yang menamakan dirinya J-Rock. Awalnya mereka adalah copy-cat fashion dan musikalitas Japannesse Rock. Meksi ini sudha menyelip dan melebur masuk dalam industri pop. Malah J-Rock baru saja mendapat kesempatan untuk merekam beberapa lagunya di Abbey Road, tempat rekeman legendaries di Inggris. Tempat yang sudah melahirkan beberapa band besar, termasuk The Beatles.

Lantaran gandrung dengan lagu soundtrack, banyak yang tertarik mendirikan band khusus memainkan musik ini. Lagu-lagu yang dimainkan tak jauh-jauh dari lagu tema anime. Wasabi dan Japanese Heroes adalah pelopor band J-Rock di sini. Kehadiran Wasabi dan Japanese Heroes memicu munculnya band-band pengusung J-Rock baru seperti J-Rocks, Jetto, dan Leto di Jakarta atau Sound Wave dan Lucifer di Bandung. Serunya, band J-Rock generasi baru ini memainkan tak hanya soundtrack saja. Tapi jugasingel-singel band J-Rock lain seperti X-Japan, Luna Sea, Dir and Grey serta Asian Kung Fu Generation.

Kemudian ada nama Amakuza, band heavy-metal dari Jakarta yang lahir karena sebagian besar personilnya sempat kuliah di Sastra Jepang. Mereka memilih bermain metal asli Jepang, dengan ornament musik klask Jepang. Malah Amakuza dan beberapa band metal pengusung Japannesse Metal, sempat merilis kompilasi indie, beberapa tahun silam di Jakarta.


(Dirangkum dari berbagai macam Sumber)

Musik Tradisional Tiongkok dan Perkembangannya

Berbicara mengenai musik negeri China, atau yang sekarang dikenal dengan nama Tiongkok, pasti kita akan memikirkan akan sebuah peradapan kebudayaan musik tertua di dunia. Musik nasional Tiongkok bersejarah lama. Sejak berdirinya Republik Rakyat Tiongkok pada tahun 1949, musik nasional Tiongkok telah mengalami perkembangan yang sangat besar. Selama belasan tahun ini, para musikus nasional Tiongkok selain mengadakan pertunjukan dalam negeri, juga sering mengadakan pertunjukan di luar negeri. Sejak tahun 1998, Orkes Musik Nasional Pusat Tiongkok telah berturut-turut untuk lima tahun mengadakan konser nasional pada hari Festival Musim Semi Tiongkok di Aula Emas Wina Austria, dan ini telah menjadi salah satu acara penting dalam kehidupan musik di Wina.
Ketua Persatuan Musik Gesek Nasional Tiongkok Piao Dongsheng mengatakan: "Musik nasional Tiongkok mengalami perkembangan yang sangat besar sejak diadakannya reformasi dan politik terbuka terhadap dunia luar, khususnya pada tahun-tahun belakangan ini. Tiongkok mencapai banyak prestasi selama 50 tahun ini dalam pertukaran kebudayaan dengan luar negeri, namun prestasi itu kebanyakan dicapai di kalangan orang Tionghoa. Pertunjukan lima kali musik nasional Tiongkok di Aula Emas Wina itu telah memberikan kesempatan bagi kalangan musik internasional untuk mengenal dan menilai kembali seni musik tradisional Tiongkok."
Selain Aula Emas Wina, musik tradisional Tiongkok juga dipentaskan di banyak panggung lainnya di dunia, antara lain, Aula Musik Carnegie Amerika dan Aula PBB di Jenewa. Pertunjukan menarik musikus nasional Tiongkok memungkinkan dunia menghayati keistimewaan musik tradisional Tiongkok.
Apresiasi sekaligus penilaian yang baik dari para penonton dalam dan luar negeri juga mendorong komponis Tiongkok menciptakan lebih banyak karya musik yang berciri khas bangsa Tionghoa dan zaman sekarang. Piao Dongsheng mengatakan: "Pada awal tahun 1950-an, musikus Tiongkok kebanyakan menciptakan lagu rakyat yang pendek, kemudian musikus Tiongkok mulai memainkan musik yang lebih tinggi tarafnya dengan alat musik gesek, dan pada tahun-tahun belakangan ini, di Tiongkok muncul sekelompok komponis berusia muda yang sangat profesional. Mereka mulai menciptakan musik gesek nasional dengan cara modern, sehingga penciptaan musik nasional Tiongkok mengalami perkembangan yang banyak ragam dan makmur."
Secara tradisional, pertunjukan musik nasional kebanyakan diadakan dalam bentuk konserto atau solo, sedangkan sekarang banyak musikus muda secara kreatif dan luwes mengadakan pertunjukan musik dengan mengkombinasikan berbagai macam alat musik, sehingga pertunjukannya sangat disukai penonton.
Pada awal diadakannya reformasi dan keterbukaan terhadap dunia luar pada tahun 1980-an, di Tiongkok pernah muncul demam belajar main piano dan violin. Sekarang semakin banyak orang Tiongkok yang lebih berminat pada alat-alat musik tradisional Tiongkok. Menurut statistik pertama Persatuan Musik Gesek Nasional Tiongkok, di Tiongkok terdapat satu juta orang yang belajar main alat musik Guzheng dan 800 ribu orang lain belajar main Erhu, semacam alat musik petik yang berdawai dua, dan jumlahnya masih bertambah.
Yang Chunlin adalah dirijen dan komponis terkenal di Tiongkok. Ia juga adalah guru di beberapa rombongan musik amatir. Yang Chunlin mengatakan: "Sejak diadakannya reformasi dan keterbukaan terhadap dunia luar, taraf penghidupan rakyat telah meningkat sehingga orangtua anak-anak mempunyai uang untuk dikonsumsikan di bidang musik. Selain itu, sekarang penduduk Tiongkok lebih mengutamakan pendidikan kesenian terhadap anaknya."
Yang Chunlin mengatakan, selama Festival Musim Semi tahun depan ia akan memimpin Orkes Musik Nasional Pelajar Sekolah Kesenian Tianhua Kota Jiangyin Provinsi Jiangsu berkunjung ke Austria untuk mengadakan Konser Musik Nasional Festival Musim Semi di Aula Emas Wina. Ini mungkin merupakan konser pertama yang diadakan oleh sebuah orkes musik pelajar di Aula Emas.
Pendidikan musik nasional di Tiongkok pada tahun-tahun belakangan ini mencapai prestasi yang menonjol. Di berbagai konservatori musik dan jurusan kesenian universitas keguruan diadakan mata pelajaran kejurusan musik nasional yang setiap tahun berhasil mendidik banyak pemain musik yang bertaraf tinggi. Tidak sedikit jurusan musik nasional kini juga membuka program pendidikan strata dua dan strata tiga, sehingga penelitian di bidang musik nasional lebih mendalam dan lebih profesional.
Selain itu, pemerintah Tiongkok sangat mementingkan penggalian dan perlindungan terhadap musik nasional. Sejak tahun 1980-an, pemerintah Tiongkok mengeluarkan dana dalam jumlah besar untuk mengorganisasi musikus dan seniman rakyat menyusun Bunga Rampai Lagu Rakyat Tk, Kumpulan Musik Nasional Tiongkok, Kumpulan Musik Opera dan Kumpulan Musik Balada Tiongkok. Teoris musik Feng Guangyu mengatakan, kumpulan-kumpulan itu hampir mencakupi semua musik yang tersebar di kalangan rakyat sejak adanya catatan sejarah di Tiongkok. Dikatakannya: "Kumpulan-kumpulan musik tersebut beserta buku kesenian lainnya disebut sebagai tembok besar kesenian Tiongkok. Nilainya memang sama dengan Tembok Besar mempunyai posisi penting dalam sejarah Tiongkok. Berkat pekerjaan selama dua puluhan tahun ini, kalangan musikus pada pokoknya telah mengetahui khazanah musik nasional Tiongkok."
Feng Guangyu seterusnya mengatakan, perekaman audio visual yang bersangkutan dengan ke-4 kumpulan buku itu masih berlangsung. Tujuannya ialah agar musik nasional Tiongkok pada akhir abad ke-20 dan awal abad ke-21 tidak hanya dapat dibaca bahan tulisannya, tapi juga dapat didengar dan dilihat.. (disarikan dari berbagai macam sumber..)