Minggu, 16 November 2008

HUMAS (MANAJEMEN) DI LEMBAGA PENDIDIKAN MASIH BERFUNGSIKAH?

Berbicara tentang humas pasti ingatan kita akan tertuju pada hal yang berhubungan dengan komunikasi, konfrensi pers, informasi, public relation. Pokoknya secara gampang diibaratkan sebagai penyampaian segala informasi. Menurut kamus Fund and Wagnel ( Anggoro, 2001), Pengertian Humas adalah segenap kegiatan dan teknik/kiat yang digunakan organisasi atau individu untuk menciptakan atau memelihara suatu sikap dan tanggapan yang baik dari pihak luar terhadap keberadaan dan aktivitasnya. Selain itu masih banyak definisi-definisi humas dari para pakar luar dan dalam negeri yang memang beragam dalam mendefinisikan humas. Hal itu tidak terlepas dari perbedaan latar belakang akademik serta perpedaan definisi antara pakar komunikasi dengan praktisi humas. Untuk menjembatani perpedaan pengertian tentang humas tersebut, IPRA (International Public Relation Association) yakni persatuan para ahli humas dan praktisi public relation memberikan definisi kerja humas adalah fungsi manajemen yang khas yang mendukung pembinaan dan pemeliharaan jalur bersama antar organisasi dengan publiknya mengenai komunikasi, pengertian, penerimaan dan kerja sama, melibatkan penerangan dan tanggapan dalam hubungan dengan opini public; menetapkan dan menekankan tanggung jawab manajemen untuk melayani kepentingan umum ; menopang manajemen dalam mengikuti dan dan memanfaatkan perubahan secara efektif, bertindak sebagai system peringatan yang dini dalam membantu kecenderungan; dan menggunakan penelitian serta teknik komunikasi yang sehat dan etis sebagai sarana utama (Assumpta, 2001) (Zulkarnain Nasution, 2006).
Berdasarkan definisi diatas pegertian humas secara umum adalah fungsi yang khas antara organisasi dengan publiknya, atau dengan kata lain antara lembaga pendidikan dengan warga di dalam (guru, karyawan, siswa) dan warga dari luar (wali siswa, masyarakat, instusi luar, patner sekolah)
Dalam konteks ini jelas bahwa humas atau public relation (PR) adalah termasuk salah satu elemen yang penting dalam suatu organisasi kelompok ataupun secara individu. Berbicara mengenai humas dalam lembaga pendidikan, dewasa ini masih kurang sekali difungsikan oleh masing-masing lembaga sekolah. Hal ini tidak terlepas dari kurangnya informasi dan pengetahuan yang dimiliki oleh para pengelola atau pelaksana dalam sekolah tersebut. Terutama ini banyak di lakukan oleh sekolah-sekolah yang berada di bawah naungan pemerintah, mulai dari level SD sampai SMA. Kecuali di level universitas, sudah ada staf atau petugas sendiri untuk bagian humas atau PR. Memang untuk lembaga pendidikan swasta atau dibawah naungan yayasan tertentu sudah mulai digunakan cara-cara ke-humas-an tersebut, tapi biasanya kurang maksimal. Dan walaupun ada job diskripsi untuk itu tidak bisa bekerja dengan baik serta kurang bisa membawakan peran bagaimana semestinya seorang humas itu. Padahal fungsi humas untuk lembaga pendidikan itu sangatlah penting. Karena dengan adanya humas, lembaga pendidikan terlebih-lebih swasta yang pada akhir-akhir ini sudah mulai bekerja keras untuk melanjutkan eksistensi sekolahnya, walaupun mereka juga tidak tahu sampai kapan sekolah itu akan tetap eksis.
Sebenarnya konsep dan aplikasi humas dalam suatu lembaga pendidikan bisa dan relatif mudah untuk dilaksanakan, walaupun yang penting dalam hal ini adalah adanya keinginan dari lembaga tersebut untuk sadar akan fungsi dan tugas dalam manajemen humas. Ruslan (2001) mendefinisikan manajemen humas adalah suatu proses dalam menangani perencanaan, pengorganisasian, mengkomunikasikan serta pengkoordinasian yang secara serius dan rasional dalam upaya pencapaian tujuan bersama dari organisasi atau lembaga yang diwakilinya.( Zulkarnain Nasution Manajemen Humas Lembaga Pendidikan, 2006). Dan untuk merealisasikan itu semua banyak hal yang harus dilakukan oleh humas dalam suatu lembaga pendidikan. Terutama bisa kita lihat dari apa itu fungsi manajemen humas itu sendiri. Mulai fungsi perencanaan, pengorganisasian, penggerakan, pengkoordinasian, pengarahan, pengawasan.
Selain itu memelihara hubungan dengan pers juga mutlak dan perlu dijalin dan dikembangkan. Karena pada saat ini tidak bisa dipungkiri bahwa keberadaan pers/media massa, mulai media cetak sampai media elektronik sudah sangat memasyarakat dan menjadi salah satu yang dibutuhkan masyarakat. Oleh karena itu sangat tepatlah kalau pers menjadi salah satu wadah untuk mensosialisakan dan “menjual sekolah/lembaga pendidikan” kepada orang luar, sehingga paling tidak keberadaan sekolah kita masih bisa terdengar oleh masyarakat. Hal ini tidak terlepas dari pendapat dari beberapa praktisi pendidikan yang mengatakan bahwa semakin sering lembaga/sekolah kita termuat beritanya (berita positif) di media massa maka semakin banyak tahulah masyarakat akan keberadaan sekolah kita. Dan itu akan beribas positif pada saat akan melaksanakan Penerimaan Siswa Baru pada tahun ajaran mendatang.
Selain peran pers ada beberapa media humas yang lain yang tidak kalah pentingnya demi menunjang kerja humas di sekolah atau lembaga pendidikan. Media-media itu antara lain; majalah sekolah/buletin, papan informasi kegiatan dan Foto kegiata, buku penghubung yang berisi kegiatan dan perilaku siswa di sekolah, Banner sekolah, kotak saran, Forum Komunikasi Orang tua siswa, Leaflet, Talk Show dengan orang tua, serta yang paling mutakhir pembuata website di dunia maya baik yang gratisan atau yang menggunakan domain sendiri. Semua media-media itu tidak lain adalah sebagai sarana untuk memaksimalkan lagi fungsi humas dalam lembaga pendidikan. h@nd’s

2 komentar:

andi retno warsyah mengatakan...
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
YULIANA RINI mengatakan...

terima kasih ya ini membantu saya dalam pembuatan skripsi kebetulan saya mahasiswa fikom jurusan humas yang kebetulan bekerja sebagai guru kalau ada informasi lagi mengenai hal yang berhubungan dengan ini tolong di posting lagi yaw .... makasih banget sekalilagi